Catatan: Tulisan ini pernah dimuat di harian Kompas, 31 Agustus 2006
Katederal Saint Basil, Moskwa |
Pada musim semi di bulan Mei, gerimis turun di Moskwa. Angin yang berembus membuat udara menjadi lebih dingin. Namun, Lapangan Merah (Red Square ) pada senja itu masih dipenuhi pengunjung. Ada yang asyik mengambil foto-foto menara indah Spasskaya Tower dari berbagai perspektif. Ada pasangan yang berjalan sembari berangkulan mesra di sisi makam Lenin. Ada pula yang bersemangat memilih bermacam cenderamata unik khas Rusia. Tampaknya, setiap orang yang berada di Lapangan Merah, seperti ingin membuat sejarah bagi dirinya sendiri.
Meskipun terletak di luar Tembok Kremlin, lapangan indah itu tak bisa dilepaskan dari sejarah Kremlin. Nama itu sebenarnya tidak muncul dari warna merah tembok yang berdiri megah di dekatnya, dan juga bukan dari komunis yang identik dengan warna merah. Lapangan Merah dalam bahasa Rusia adalah Krasnaya Ploshchad. Kata krasnaya mengandung dua makna: merah dan indah. Konon, “merah” adalah simbol darah yang tercurah dari banyaknya eksekusi bagi para pembangkang yang pernah dilakukan di situ sejak beratus tahun silam. Adapun, kata “indah”, disebut mungkin muncul berkat keelokan Katederal Saint Basil yang terletak di sebelah tenggara lapangan ini. Pada awalnya, di sana terdapat banyak gedung yang terbuat dari kayu. Namun, pada 1493 tsar Ivan III (1440-1505) memerintahkan agar mengosongkan tempat itu karena rawan kebakaran.
Patut diingat, di dalam Tembok Kremlin (bersebelahan dengan Lapangan Merah) berdiri tiga katederal megah. Pertama, Katederal Assumption, digunakan untuk penobatan raja-raja (tsars). Kedua, Katederal Annunciation, digunakan untuk upacara pernikahan keluarga kerajaan. Ketiga, Katederal Archangel Michael, digunakan sebagai tempat pemakaman keluarga kerajaan. Sebelum direnovasi dengan bentuknya yang sekarang, katederal-katederal itu sering rusak parah karena terbakar dan peperangan. Jadi, ide Ivan III untuk membebaskan kawasan itu dari bangunan kayu bisa dipahami. Setelah menjadi area terbuka, Lapangan Merah berubah fungsi menjadi tempat upacara publik, parade militer, dan acara-acara kenegaraan lainnya. Pada 1991, Lapangan Merah dimasukkan ke dalam UNESCO’s List of World Heritage Sites.
Ketika berada di Lapangan Merah, kita dapat memandang keindahan Katederal Saint Basil. Katederal itu memiliki sembilan gereja yang berdiri di atas satu fundasi. Delapan di antaranya mengelilingi Church of the Intercession yang puncak menara salibnya mencapai 47,5 meter. Semua bentuk kubah katederal tampak seperti bawang raksasa yang dipoles dengan cat warna-warni. Katedral itu dibangun pada 1555-1561 atas perintah Ivan the Terrible untuk memperingati suatu peristiwa penting –kemenangan perang atas bangsa Tartar di Kazan.
Di depan Istana Kremlin, Lapangan Merah, Moskwa |
Ketika memasuki bangunan antik itu, kita seperti terseret ke masa silam Rusia, negeri yang kerap terlibat dalam kancah perang. Katederal, di dalam pikiran awam, tentunya digunakan sebagai tempat beribadah, tapi ternyata di dalam terdapat tempat-tempat rahasia untuk bersembunyi. Setelah menapaki sejumlah anak tangga yang berkelok-kelok, kita tiba di suatu ketinggian, dan seolah-olah kita pun seperti berada di dalam suatu benteng karena katederal ini memiliki tempat-tempat strategis untuk mengintai dan menembaki musuh-musuh. Atau, apakah katederal ini dibangun sebagai tempat untuk menyembah Tuhan sekaligus benteng pertahanan? Dan di dalam terdapat pula makam seorang yang dianggap suci, Vasily, atau disebut juga Basil the Blessed. Sejak ia dimakamkan di situ (1588), nama yang semula Katederal Intercession menjadi lebih dikenal dengan Katederal Saint Basil.
Tak puas-puas mata memandang katederal itu. Konon, Ivan the Terrible, bertanya kepada sang arsitek, apakah bisa membuat bangunan seperti Saint Basil, atau mungkin yang lebih indah lagi? Begitu mendengar hal itu bisa dilakukan, Ivan yang suka bikin masalah itu, diam-diam mengeluarkan perintah untuk membutakan mata sang arsitek, agar kelak tidak ada lagi bangunan yang bisa menandingi keindahan Saint Basil.
wah. Ivan the terrible kurang ajar! Masa mata orang seenaknya dibutakan. Kabarnya Syah Jehan juga melakukan hal yang sama, memotong tangan orang yang bekerja membangun Taj Mahal agar tidak ada yang menandinginya.
BalasHapusOiya, catatan perjalanan ini tiba-tiba mengingatkan aku Bulgaria, sama-sama ex uni soviet.
Kapan lagi jalan2 Uncle??
Euthalia, perjalanan uncle ke Kuala Lumpur dan Singapura terpaksa diundur ke minggu pertama Januari 2011 karena pada akhir tahun 2010 tiket telah terjual habis. Uncle sebenarnya sdh sering ke KL dan negeri bersimbol singa itu, tapi ada baiknya pergi lg sekalian utk melengkapi bahan2 tulisan buat buku "Catatan dari Negeri Seberang".
BalasHapus