Catatan: tulisan ini dimuat di majalah Maranatha edisi Desember 2010
Pada umumnya, kalender yang dipakai di seluruh dunia adalah berdasarkan tahun Masehi. Seluruh negeri yang ada di bumi ini tentu tahu sekarang adalah tahun 2010 (Masehi). Tak lama lagi kita akan memasuki 2011. Berdasarkan apa dunia menggunakan nama Masehi? Sudah jelas berdasarkan tahun kelahiran Yesus Kristus. Kalau demikian, kita pasti dengan mudah menghitung tahun kelahiran Yesus, yakni pada tahun 1 Masehi. Benarkah demikian?
Ternyata tidak! Sejarah tidak pernah menyebut kapan persisnya Yesus dilahirkan. Sejumlah buku menulis Yesus dilahirkan sekitar tahun 4 SM-6 SM. Aneh bukan? Saya pernah membaca suatu sindiran di internet bahwa penulis-penulis Kristen mencatat, Yesus dilahirkan pada sekitar tahun 4 SM-6 SM. Padahal kalender Masehi dibuat berdasarkan tahun kelahiran Yesus. Jadi, Yesus dilahirkan pada tahun 4-6 sebelum dia (huruf kecil) dilahirkan? “Orang-orang Kristen itu memang aneh,” tulisnya. Ya, tampaknya memang ada keanehan yang mencolok kalau kita tidak mengetahui sejarah kalender Masehi.
Pada masa kejayaan Babilonia, urutan waktu ditulis berdasarkan era kerajaan atau pemerintahan. Kita baca, misalnya, dalam Perjanjian Lama, “Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu….” (Daniel 1:1). Demikian terus berlanjut hingga masa Perjanjian Baru. Misalnya, mengenai kelahiran Yesus, oleh penulis Alkitab pun tidak menyebut tahun berapa, apalagi bulan dan tanggalnya, melainkan ditulis, “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes….” (Matius 2:1). Jadi, kita hanya bisa mereka-reka tahun kelahiran Yesus, yakni pada zaman raja Herodes. Dengan kata lain, tidak ada kronologis peristiwa berkesinambungan yang tercatat dalam tahun-tahun seperti sekarang. Apabila penguasa berganti, maka keterangan waktu disesuaikan pula dengan nama penguasa yang baru.
Keterangan waktu semacam itu memang sangat membingungkan, paling tidak dalam hal urutan kejadian. Lalu, terjadi suatu peristiwa yang akhirnya membuka lembaran sejarah waktu. Pada tahun 525 M, Paus Johanes I memerintahkan Dionysius Exiguus, seorang rahib asal Dobruja, waktu itu wilayah propinsi Roma (sekarang Rumania) untuk membuat daftar Paskah selama beberapa tahun ke depan. Maka, Dionysius memodifikasi urutan waktu yang telah lazim dipakai, yakni membuatnya berdasarkan tahun kelahiran Yesus Kristus. Alasan Dionysius menggantikan tahun Roma menjadi Masehi adalah karena ia ingin menghapus kenangan mengerikan yang dilakukan tiran Roma yang telah menganiaya orang-orang Kristen.
Namun, kapan kelahiran itu terjadi? Diduga, ia mengutip Hippolytus (170-236) yang menyatakan Yesus lahir pada 25 Desember. Masalahnya adalah berdasarkan apa hal itu dibuat? Lalu, Dionysius memberikan argumentasinya: pada zamannya dipercaya bahwa pada 25 Maret Allah menciptakan bumi. Disebutkan, Allah tidak mungkin menciptakan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, Yesus dikandung selama sembilan bulan sejak 25 Maret. Berarti Yesus lahir pada 25 Desember. Bahkan lebih jauh lagi, Dionysius memperkirakan, karena Yesus sebagai manusia sempurna, maka Ia disalib pada 25 Maret.
Lalu, tahun berapa Yesus dilahirkan? Menurut perhitungan Dionysius, Yesus lahir pada 25 Desember 753 AUC (Ab Urbe Condita/ tahun sejak Roma didirikan). Dan ia memperkirakan 1 Januari 754 AUC sebagai tahun 1 AD/Anno Domini atau Tahun Tuhan. Lengkapnya adalah anno domini nostril Jesu Christi yang berarti tahun Yesus Kristus Tuhan kita (tahun Masehi). Dengan menggunakan tahun Masehi, maka daftar Paskah itupun dibuat oleh Dionysius. Daftar Paskah itu kemudian tersebar berkat cendekiawan Inggris Te Venerable Bede (673-735) yang menulis History of the English Church and People pada awal abad VIII.
Setelah berabad-abad terungkap kesalahan Dionysius dalam penghitungan tahun Masehi. Sejarah mencatat, raja Herodes mati pada 750 AUC. Sedangkan Anno Domini (Tahun 1 Masehi) seperti yang diperhitungkan Dionysius dimulai pada 754 AUC. Ketidakkonsistenan Dionysius adalah memperkirakan tahun kelahiran Yesus pada saat Herodes telah mati selama 4 tahun. Perhitungannya itu jelas bertentangan dengan Injil yang menulis kelahiran Yesus terjadi pada saat Herodes masih menjadi raja (Matius 2:1). Namun, kesalahan itu terlanjur begitu lama digunakan oleh gereja sehingga sulit diperbaiki. Dan kesalahan itu masih terbawa sampai kini. Oleh karena itulah, sejarah sering mencatat, Yesus lahir pada tahun 4 SM (bukan pada tahun 1 Masehi).
Pepatah tua mengatakan, kesalahan adalah manusiawi. Begitupun, berkat jasa Dionysius Exiguus, kita sudah memiliki sistem waktu yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Kita bisa mencatat urutan tahun dari rangkaian suatu peristiwa. Kita bisa menulis, misalnya, Injil masuk ke Karo pada 1890. Indonesia Merdeka pada 1945. Kita tidak mencatat saat suatu peristiwa terjadi seperti orang-orang bijak pada zaman purba menulisnya, misalnya, gedung World Trade Center di AS diluluhlantakkan teroris pada saat pemerintahan Bush.
Patut direnungkan, ketidaktahuan kita mengenai tahun kelahiran Yesus Kristus secara tepat justru menunjukkan sang Raja Damai itu memang benar-benar dilahirkan dalam penderitaan. Ya, siapa peduli dengan orang yang dilahirkan di kandang hewan? Sejarawan mana yang sudi mencatat kelahiran itu? Apa kepentingannya? Bahkan kota kecil Betlehem Efrata tidak masuk hitungan dalam peta Roma. Bukankah orang-orang Majus yang bijak dan pandai dari Timur itu setiba di Yerusalem (sekitar 9 km dari tempat kelahiran Yesus) bertanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?”
Penting kita ingat bahwa waktu adalah anugrah Allah. Marilah kita menghargainya. Efesus 5:15-17 menulis, “Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”.
Klo tgl 25 Desember Yesus dilahirkan sementara bulan Desember adalah musim dingin ditempat dimana Yesus dilahirkan. Pada saat Yesus lahir malaikat menyatakan berita sukacita tsb kepada para gembala yg menggembalakan dombanya dipadang rumput yg hijau. Di musim dingin (bulan Desember)ga mungkin ada padang rumput yg hijau,justru yg ada adalah padang salju. Aku termasuk golongan orang yg kurang percaya bhw Yesus dilahirkan tgl 25 Desember tapi percaya bahwa Yesus lahir untukku dan setiap hari lahir dihidupku, tidak hanya sekali setahun. Dan Yesus yg ada dihatiku tidak bayi melulu tapi menjadi dewasa he..he..he. Gbu.
BalasHapusRiah Ginting: ya, banyak sekali orang Kristen masih percaya bahwa Yesus dilahirkan pd 25 Desember. Yang penting, spt kam tulis: Yesus lahir di hati kita. Gbu!
BalasHapusRiah Ginting : tgl 25 desember adalah ketetapan yang dibuat berdasarkan perhitung orang jaman dulu..!! Seperti artikel yang ditulis oleh Pak Robert Sinuhaji.
BalasHapusDesember bukanlah selalu musim dingin dan bukan pula harus selalu musim salju..!!
Seperti halnya di Indonesia musim hujan dan musim panas tak bisa ditentukan lagi. Demikianlah halnya mungkin itu terjadi pada waktu Kelahiran Yesus..!! Jika anda tidak ingin atau kurang percaya bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 desember maka dalam artian secara tidak langsung anda menyangkal kelahiran Yesus Kristus. Walaupun anda mengatakan Yesus ada didalam hati anda.
Jika anda menyangkal kelahiran Yesus adalah pada tanggal 25 desember sesuai dengan penetapan jaman dulu, maka bagaimana mungkin DIA bisa berada di dalam hati anda. Sedangkan anda tidak percaya bahwa dia lahir pada tanggal tersebut.
Ada pepatah mengatakan, " Jangan pernah menggunakan logika untuk menguji iman terhadap Sang Pencipta. Karena lebih baik percaya tapi tidak melihat daripada harus melihat dan membuktikan dulu baru percaya. Dengan iman sebesar biji sawi kau dapat memindahkan gunung."
Saya tidak bermaksud menyalahkan, mohon maaf jika ada tulisan saya tidak berkenaan di hati anda. Namun saya hanya ingin menyampaikan yang perlu disampaikan agar tidak terjadi simpang siur untuk kita dapat percaya kepada Sang Pencipta.
Terima Kasih.
Hmmmm, aku hanya mengatakan bahwa Yesus kemungkinan tidak lahir tgl 25 Desember, mungkin bulan2 yg lain yg bukan bulan Desember. Aku tidak mengatakan bahwa Yesus itu tidak lahir ke dunia ini.Aku percaya DIA lahir ke dunia shg aku mengatakan klo DIA lahir dihatiku senantiasa bahkan aku menyembahNya setiap hari. Sekalipun aku kurang percaya DIA lahir tgl 25 Desember tapi aku mencintaiNya lebih daripada apapun jg karena DIA lahir,mati n bangkit bagiku.Gbu
BalasHapus......... banyak yang simpang siur tentang kelahiran Yesus..... baik didalam Alkitab sendiri.... tetapi hal itu terjadi karena pada saat itu Yesus bukanlah orang yang masuk hitungan untuk perlu dicatat pada buku sekretariat kerajaan, termasuk kedatangan orang Majus tetap dianggap tidak penting......
BalasHapus........ jadi untuk soal kepastian tangga sebaiknya tidak dipersoalkan, yang penting apakah kita merasakan mujijat itu dan keajaibanNya atau tidak.... ,