Kamis, 11 Agustus 2011

Cita-cita Marie Curie

Masih ingat dengan Marie Curie (1867-1934)? “Marie Curie adalah perempuan paling hebad di abad ke-20,” tulis Paul Strathern dalam buku Curie and Radioactivity. Sebagai ilmuwan, hanya segelintir orang yang berprestasi seperti dia. Bayangkan saja, ia adalah pemenang hadiah Nobel sebanyak dua kali. Hebatnya, di dua bidang yang berbeda pula,  Fisika (1903) dan Kimia (1911).      
Tentu saja mudah mengatakan, Tuhan mengaruniakan Marie Curie otak yang jenius. Namun, jangan lupa, ia bekerja keras sepanjang hidupnya untuk menggapai cita-citanya.  Marie Curie berasal dari kaum pinggiran. Ia lahir di Polandia, 7 November 1867. Pada masa itu, negerinya dijajah oleh Rusia.  Ketika berusia sepuluh tahun, ibunya meninggal karena TBC, dan ayahnya kehilangan pekerjaan sebagai guru. Meskipun hidup dalam kemiskinan, Marie mampu lulus ujian sekolah menengah dengan menyabet penghargaan medali emas. Namun, sayang sekali, pada masa itu, wanita Polandia tidak diijinkan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Di luar negeri memang terbuka peluang untuk kaum perempuan belajar di perguruan tinggi, tapi biayanya dari mana?
Adanya cita-cita membuat Marie tidak sudi menyerah. Karena di negerinya tidak tersedia pendidikan tinggi untuk perempuan, maka ia bertekad untuk melanjutkan studi di Perancis. Sekilas memang tampak muluk-muluk. Ya, bisa kita bayangkan, ia ingin kuliah di luar negeri, sementara ia hidup dalam kemiskinan. Namun, Marie punya ide yang hampir tidak masuk akal untuk mewujudkan impiannya, yakni menjadi pengasuh anak-anak orang kaya. Ya, ia pun menjalani profesinya dengan tabah.  Sebab pandangannya selalu tertuju ke sebuah cita-citanya. Empat tahun kemudian uang  terkumpul, ia pun berangkat ke Paris. Lagi-lagi, ia terbentur pada rintangan yang tak mudah ditaklukkan! Baru pertama kali ia menginjakkan kaki di negeri Eiffel, dan ternyata ia tidak memahami materi kuliah yang disampaikan dalam bahasa Perancis. Ia  pernah belajar bahasa Perancis, tapi ternyata belum memadai untuk mengikuti kuliah di Universitas Sorbonne yang tersohor itu. Ia membajakan tekadnya lagi. Siang malam ia berkutat dengan bahasa Perancis di samping bahan-bahan kuliahnya. Perlu ditambahkan, ia pun sering menahan lapar karena putus uang.          
            “Seluruh pikiranku hanya terpusat pada pelajaranku. Semua hal baru yang kulihat dan kupelajari membangkitkan semangatku. Seolah ada dunia baru yang terbuka di hadapanku, dunia ilmu pengetahuan, dunia yang akhirnya boleh kumasuki dengan bebas,” tulis Marie Curie dalam sebuah surat pada 1892. Pepatah mengatakan, kesabaran itu pahit, tapi buahnya manis. Akhirnya, sejarah mencatat prestasi cemerlangnya, dua kali meraih hadiah Nobel: di bidang Fisika dan Kimia. Marie Curie yang telah berhasil menyabet dua hadiah Nobel yang bergengsi itu tentu saja masih relevan hingga kini, dan hendaknya menjadi inspirasi bagi kita dalam mengejar cita-cita.

1 komentar:

  1. Harrah's casino to go public - Aljordan14 retromegabit
    Harrah's will not run a casino where can i find air jordan 18 retro varsity red in the Ak-Chin area. The air jordan 18 retro red shipping casino air jordan 18 retro men blue from my site will have a gaming floor at Harrah's in air jordan 18 retro red sale Ak-Chin air jordan 18 retro men Village.

    BalasHapus